Kota Bandung kembali menegaskan statusnya sebagai kota kreatif dan pusat musik Indonesia melalui gelaran Bandung Musik Journey 2025. Acara ini menjadi ruang besar bagi para musisi lintas genre untuk menampilkan karya sekaligus memperkuat ekosistem musik lokal. Diselenggarakan di kawasan Cihampelas Walk dan Dago Heritage, festival ini berlangsung meriah dengan kehadiran ribuan penonton dari berbagai daerah.
- Ragam Penampilan dari Musisi Lokal dan Nasional
Bandung Musik Journey menghadirkan deretan musisi lintas genre mulai dari pop, jazz, rock, reggae, hingga musik tradisional. Sejumlah nama besar seperti Kahitna, Mocca, Burgerkill, hingga Padi Reborn turut memeriahkan panggung utama. Di sisi lain, ratusan musisi lokal dan komunitas independen Bandung diberi kesempatan tampil di panggung alternatif yang disiapkan khusus. Kolaborasi antara musisi senior dan pendatang baru menjadi daya tarik tersendiri, menunjukkan bahwa industri musik Bandung terus hidup dan berkembang dengan semangat kebersamaan. - Dukungan Pemerintah untuk Ekonomi Kreatif
Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan acara ini. Wali Kota Bandung menyebut festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan bagian dari strategi untuk memperkuat ekonomi kreatif berbasis musik. Pemerintah berharap kegiatan ini mampu membuka peluang bagi pelaku industri kreatif, seperti produser, penata suara, hingga pengusaha merchandise lokal. Selain itu, ajang ini juga menjadi sarana promosi wisata yang efektif untuk menarik wisatawan ke Bandung. - Ruang Ekspresi untuk Semua Genre dan Generasi
Sesuai dengan temanya, Bandung Musik Journey menolak pembatasan genre. Panitia menyadari bahwa perkembangan musik di era digital menuntut keberagaman dan inklusivitas. Karena itu, setiap genre mendapat ruang yang sama — mulai dari musik indie, metal, elektronik, hingga dangdut kontemporer. Penyelenggara juga membuka panggung untuk musisi muda berusia di bawah 20 tahun yang tampil membawakan karya orisinal mereka. Kehadiran berbagai komunitas musik lintas usia dan latar belakang memperkuat semangat bahwa Bandung adalah kota yang ramah terhadap semua ekspresi musikal. - Konsep Ramah Lingkungan dan Kolaboratif
Menariknya, Bandung Musik Journey tahun ini mengusung konsep “Green Music Festival”, dengan penerapan prinsip ramah lingkungan di seluruh area acara. Pengunjung diimbau membawa botol minum pribadi, sementara penyedia makanan menggunakan wadah daur ulang. Selain itu, area festival dilengkapi dengan creative booth yang menampilkan karya seniman visual, pembuat alat musik lokal, serta pelatihan musik interaktif. Kolaborasi lintas bidang ini menegaskan bahwa musik tidak berdiri sendiri, tetapi saling terhubung dengan berbagai sektor kreatif lain. - Dampak Positif bagi Industri dan Masyarakat
Kehadiran Bandung Musik Journey mendapat apresiasi luas, terutama dari pelaku industri musik. Banyak di antara mereka menilai acara ini mampu menjadi wadah regenerasi dan jaringan kolaborasi baru. Ekonomi lokal juga ikut bergerak — hotel, kafe, hingga transportasi publik mengalami peningkatan aktivitas. Panitia mencatat lebih dari 20.000 pengunjung hadir selama dua hari penyelenggaraan. Selain hiburan, festival ini juga menanamkan nilai bahwa musik dapat menjadi kekuatan sosial yang menyatukan masyarakat lintas latar belakang.
Gelaran Bandung Musik Journey menandai kebangkitan panggung musik kota kembang pascapandemi. Dengan dukungan penuh dari komunitas, pemerintah, dan industri kreatif, acara ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang terus berkembang. Bandung kembali membuktikan bahwa kreativitas dan keragaman adalah denyut nadi utama yang menjaga semangat musik Indonesia tetap hidup.
